"Kapan lulus? Lama amat."
"Terus... masalah buat loe?!"
 |
Omen lagi nungging. Sumber: gak tau |
Sering kali gue berdoa, "Ya Tuhan, jauhkahlah aku dari pertanyaan 'Kapan lulus?'", dan doa gue dikabulin, cuma sekarang orang-orang ngeganti pertanyaan jadi, "Kapan wisuda?" (Kemudian gue salto ke jurang)
Belum lagi, follower juga suka iseng nanyain kapan gue lulus, atau minta pendapat mana yang lebih bagus, "lulus tepat waktu atau lulus pada waktu yang tepat". Jawaban gue cuma satu, gak ada yang lain, yaitu "Luluslah di suatu hari.", okesippp *ngeles ninja.
Hmmm... pesen gue, catet nih ya, lulus itu udah jadi kepastian, tinggal usaha sama doanya aja deh. Terus... terus... kenapa kita mesti galau? Galau tuh kalo kita gak mau usaha atau berdoa lagi cuy, okesippp.
Halah... kok gue jadi sok alim gini.
Any way, kemaren gue ngobrol sama Omen (@ositmen), berkat ngobrol sama dia, gue jadi bisa lebih bijaksana menghadapi masalah gitu, dan lewat tulisan ini, izinkan gue nyeritain sedikit tentang dia. Omen, sahabat gue.
Dahulu kala, ke-empat negara hidup dengan damai, tapi semua berakhir ketika negara api menyerang...
Oke abaikan, maksud ceritanya gini...
Omen, dia itu strugle banget hidupnya, udah gak ganteng, miskin, telat lulus, ipeka nungging, jomblo lagi, hina... hina banget... ckckckckck. Tapiii... dari semua hal itu, dia punya satu kelebihan, yaitu banyak kekurangan. (Kemudian gue dikejar Omen pake golok)
Hosh... hosh... hosh... Oke oke lanjut. Setelah gue kena bacok, Omen nasihatin dengan kata-kata mutiaranya, "Biarlah gue gak tampan, tapi gue akan mapan. Biarlah gue miskin dan gak kaya, tapi gue yakin ini cuma sementara." (So sweet, peluk peluk peluk, terus gue dibacok lagi)
Hmmm... bener juga kata Omen, banyak gagal itu gak penting, yang penting adalah selalu bangkit di setiap kita gagal. Termasuk juga soal lulus atau wisuda, telat lulus itu gak penting, yang penting adalah bisa lulus di suatu hari (emang agak hambar sih).
Hmmm, hmmm... Omen emang bijak. *sungkem
Omen ngelanjutin, kalo kuliah emang bener ngajarin kita biar pinter, tapi lingkungan dan keadaan mengajarkan kita biar jadi orang yang bener, makanya bergaullah di tempat yang possitive. Kayak pribahasa lama deh, "berteman dengan penjual parfum, maka kita akan ketularan wanginya." (Kemudian gue nyari temen ninja, biar jago ngeles, okegaring)
Okelah si Omen nih, dia udah jadi wirausaha sekarang, walau baru beberapa bulan. Katanya sih masih banyak nombok, tapi aku yakin, Omen mampu menyelamatkan dunia... *jeng jeng jeng (Opening Avatar Omen)
*ayo dukung Omen, follow twitter-nya @ositmen, tweet-nya inspiratif buat bisnis skala mahasiswa, ini bukan promo, cuma rekomendasi :)