16 Juli 2013

Berapa IPK Kamu?

Perlu diketahui, sistem per-ipeka-an di universitas-universitas Indonesia -sadar nggak sadar udah membentuk sistem klasifikasi di dunia mahasiswa. Klasifikasi yang gue maksud adalah klasifikasi mahasiswa berdasarkan ipeka-nya, yaitu,
  1. mahasiswa ber-ipeka di bawah 3, dan 
  2. mahasiswa ber-ipeka sama dengan dan di atas 3.
Fenomena ini udah lama gue amati, beranjak dari seringnya ditanya "Ipeka elo berapa Sam?"
"Ipeka kamu berapa Sam?", tanya kakak kelas, gue nggak bisa marah, karena tampangnya udah tua.
"Hm.. 3 koma sekian Mas."
"Wah, bagus-bagus. Pertahankan aja ipeka kamu biar terus di atas 3."
"Emang kenapa Mas?"
"Soalnya saya udah gagal.", gue dipeluk sambil nangis, gue juga ikutan nangis, takut derita dia nular ke gue.
 -----

Tingkat pertama, ipeka gue masih bisa dijejerin bersama calon-calon sarjana yang akan lulus berpredikat cum laude beberapa tahun ke depan -tsah.

Sayangnya ketika gue beranjak ke tingkat dua, gue pernah mencoba melakukan praktek bunuh diri dengan joget-joget di menara mesjid setelah ngeliat nilai C pertama di kertas transkrip -yang membuat harapan lulus dengan predikat cum laude akhirnya terjun ke laut.  Ah... sudahlah.

Waktu berjalan hingga gue berstatus mahasiswa tingkat akhir, sering teringat cita-cita tingkat pertama pengin lulus cum laude, di tingkat akhir gue jadi lebih focus yang penting bisa lulus. Hina sekali memang.

Dari pengalaman di atas, gue menarik sebuah kesimpulan,
"Mahasiswa tingkat pertama bicara lulus cum laude. Mahasiswa tingkat dua bicara salah jurusan. Mahasiswa tingkat akhir bicara yang penting lulus." (Sam, 2013)

-----

Ditingkat akhir begini, gue paling sensi ketika ada mahasiswa yang mulai bertanya-tanya, "Ipeka elo berapa Sam?" Rasanya ketika mendengar pertanyaan itu, yang nanya seakan memaksa gue untuk mengungkapkan aib dunia, alah.

Sekarang gue sadar, ternyata pertanyaan "Berapa ipeka elo?" adalah termasuk 1 dari 3 pertanyaan NGGAK SOPAN setelah pertanyaan "Kapan lulus?" dan "Udah punya pacar belom?"
 
Anyway, karena per-sistem-an ipeka yang kurang terkontrol (gue juga nggak tau ini bener atau kagak), di lingkungan mahasiswa dan dosen telah terskema pemahaman bahwa ipeka adalah nilai yang menggambarkan tingkat kecerdasan seorang mahasiswa, itu artinya, mahasiswa ber-ipeka 2 kurang pinter dibanding mahasiswa ber-ipeka 3. Padahal, itu semua nggak benar -ini bukan pembelaan.

Ipeka nggak selalu menggambarkan tingkat kepintaran, tapi lebih tepat menggambarkan tingkat kerajinan (Sam, 2013). Untuk itu, dalam postingan ini gue mau mengungkapkan tabir tabu yang selama ini kurang patut diperbincangkan secara tajam -setajam SUTEEET! *garing

Oke, cekidot deh, "Kenapa ipeka kamu bisa nangkring?"

1.  Kamu nggak bodoh, cuma kurang pintar
Yoi, salah satu penyebab kenapa seorang mahasiswa punya ipeka yang buruk rupa seperti mukanya, yaitu karena mereka kurang pintar.

Kurang pintar di sini bukan berarti nggak pintar secara intelektual, tapi lebih kepada kurang pintar mengambil kesempatan.

Perlu diketahui, mahasiswa beripeka tinggi itu salah satu rahasianya adalah pinter mengambil kesempatan, termasuk di dalamnya pinter ngambil hati dosen, pinter milih materi yang bakal keluar ujian, pinter analisa kisi-kisi ujian, pinter memahami materi kuliah, atau juga pinter bikin contekan yang efektif.

Well, nggak dipungkiri, sekarang banyak mahasiswa yang beripeka karena upaya murni, ada juga karena hasil konspirasi.

2. Ipeka kamu nggak rendah, cuma kurang tinggi
Ipeka rendah sama ipeka kurang tinggi itu beda. Ipeka rendah itu nasib, ipeka kurang tinggi itu prinsip. Ngerti gak? Gue juga nggak.

Gue berpikir, mahasiswa yang ipekanya kurang tinggi itu bukan berarti dia nggak cerdas secara intelektual, melainkan karena dia punya daya imajinasi yang besar.

Terkadang, mahasiswa-mahasiswa yang punya imajinasi tinggi, suka kesulitan berhadapan sama soal ujian. Contohnya gue, gue ini tipikal manusia yang suka berpikir out of the box, saking imajinatifnya, dosen mata kuliah gue nggak bisa ngimbangin daya berpikir gue, hasilnya nilai ujian gue selalu salah.

"Nilai ujian yang jelek, bukan selalu dikarenakan mahasiswa-nya yang nggak bisa menjawab soal ujian, bisa jadi dikarenakan dosen yang nggak ngerti sama jawaban mahasiswa-nya." (Sam, 2013)

3. Kamu sangat cinta lingkungan
Mahasiswa yang punya ipeka rendah, bisa jadi dia adalah mahasiswa jenius yang juga cinta lingkungan. Contohnya gue, seperti yang udah kalian ketahui, gue punya ipeka najis tralala, tapi bukan berarti gue males, gue ini cuma save energy mode. Ya begitulah, gue emang sangat gogreen -tsah.

Selain itu, ada alasan kenapa kelulusan gue jadi telat. Itu semua bukan berarti gue bodoh, gue ini cuma  menunda revisi untuk menjaga bumi. Ya begitulah, gue emang sangat gogreen -tsah.

4. Kamu kurang beruntung
"Nggak ada manusia yang terlahir bodoh, mereka cuma tidak beruntung mendapat guru yang baik." (Yohanes Surya)

It's just a simple logic.
Setiap manusia lahir dengan potensinya, dan potensi itu perlu dilatih. Mariah Carey nggak bakal bisa nyanyi kalo nggak latihan. Uzumaki Naruto nggak bakal bisa jadi ninja oke kalo nggak latihan. Semua itu butuh latihan, dan ada hal lain yang juga penting, yaitu siapa yang melatih mereka

Gue masih inget ketika dulu diceritain sama mbah gue pas jadi kameramen di medan perang antara Jepang vs Sekutu, mbah gue sempet ngewawancarain Kaisar Hirohito sesaat setelah Jepang mengalami kekalahan,
"Berapa jumlah guru yang masih hidup?!", kata Kaisar.
"Mana saya tau Bos!", kata mbah gue, kemudian dia ditembak.
Hebat kan mbah gue?
Tapi gue harus mengakui kalo Kaisar Hirohito-lah yang lebih hebat. Gimana nggak hebat, di saat Jepang kalah dan kehilangan armada juga senjata, hal yang lebih dipeduliin sama sang kaisar adalah berapa banyak GURU yang tersisa.

Di sini sedikit membuat gambaran, kalo negara mau maju, harus meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya. Nggak melulu semuanya karena siswa atau mahasiswanya. Sepakat gak?

[end]

18 komentar :

  1. asik tuh sam . . .
    "Mahasiswa yg ber-ipeka tinggi itu kadang karena mereka pandai mencuri ksempatan dlam ksempitan." (Hadinata, 2013) -tsah

    BalasHapus
  2. "Mahasiswa tingkat pertama bicara lulus cum laude. Mahasiswa tingkat dua bicara salah jurusan. Mahasiswa tingkat akhir bicara yang penting lulus." (Sam, 2013)

    like that quotes !! haha..

    Hidup mahasiswa IPK 2 ke atas !! #NyariTemen

    BalasHapus
  3. Bener bgt sam tulisan u ini . bener bgt !! saya termasuk mahasiswa yg mempertahankan nilai Ipeka 3 yg pas2an dengan otak yg tidak pintar . iya smester2 awal semangat kejet ipeka tapi ternyata setelah melihat fakta, realita yg ada semangat itu luntur. 1. karena melihat saingan2 yg otaknya canggih2 (berhubung saya kuliah di perkebunan saya harus bersaing dgn2 ank2 petani perkebunan yg punya kebun sawit dll sedangkan saya cm anak kota . iya ank kota yg dulu sekolah d swasta dan gk ngerti apa2 ttg perkebunan dan ngerasa salah masuk jurusan)
    2. kenyataannya gk semua mereka pintar itu mndapat nilai murni . krn sebagian yg pintar dan ipeka tinggi ada jg yg memanfaatkan teknologi dan pacar (iya kdg nyontek hp, kdg nanya pacarnya yg pinter)
    3. mereka yg pintar dgn ipeka tinggi pintar juga menjilat,mbuat pencitraan dgn dosen shingga pas UAS ada aja dosen yg ngasih tau klo jwaban mereka salah ! dan nilai UAS mereka jdi bagus dan itu rasanya jlebbb !
    sebenarnya saya jg bisa dpet ipeka tinggi kyk mereka dgn belajar sampe mimisan ! tpi saya gk mau ! krn saya ingat sam pernah buat tulisan d blognya ttg ipeka ! ipeka tinggi itu percuma nantinya d dunia kerja !! dan itu terbukti oleh kk tingkat saya yg lulus D3 malah lanjut ke jenjang D4 !! katanya ipeka tinggi gk jamin ! makasih sam atas tulisan2mu !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wew... sesuatu ya? tetep semangat :')

      Hapus
  4. ada 1 lg pertanyaan aib dunia kaka :o
    yaitu kl ditanya gmna skripsinya? x_x

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Ngakak guling guling* semangat! :D

    BalasHapus
  7. ngakak bungker...konyol lu sam..wkwk

    BalasHapus
  8. "Nilai ujian yang jelek, bukan selalu dikarenakan mahasiswa-nya yang nggak bisa menjawab soal ujian, bisa jadi dikarenakan dosen yang nggak ngerti sama jawaban mahasiswa-nya."

    ngejleb bgt tuh sam :D

    BalasHapus
  9. Artikel yang bagus..dengan kebahasaan yang bagus pula..Well done Sam!

    BalasHapus
  10. Pinter bikin contekan! Hahaha bgt itu

    BalasHapus
  11. Gue ketawa ngakak baca semua postingan lu sam, gue takut kualaaat :|

    BalasHapus
  12. gue gangerti lagi kenapa otak gue jadi kepikiran buat googling tentang 'cumlaude" nemu tulisan ini ternyata isinya bikin ngakak tapi banyak juga kata-kata keren tapi lebih keren lagi orang yg googling alias gue *krenyes*. yap gue salut sama orang orang yang suka nulis gini dan ngasih inspirasi ke orang kalo IP rendah itu bukan hal yg penting karna yang penting itu ga jomblo *salahfokus* okelah bro semangat aja. sukses

    BalasHapus

Copyright © 2012 Sam & Catatan Akhir Kuliah-nya All Right Reserved