New Post

Rss

27 Juli 2013
no image

Kenapa Harus Kerja di Bank sih?

Menjelang lebaran kayak gini, harga bahan-bahan pangan melonjak tajam, setajam sutet, abaikanaja. Bahkan saking gilanya, ada orang kaya yang minumannya mulai diganti dengan jus cabe, berhubung cabe lagi mahal. Iya, dia emang gila.

Hmm..
Kenapa ya fenomena beginian selalu ada? Apakah karena sarjana pertanian pada kerja di ba.. ba... ya itu lah ya.

Begitulah kalo gue lagi ngetweet di twitter, ada aja orang-orang yang terlalu serius, kemudian memilih jadi orang yang tersinggung. Padahal, orang-orang yang gampang tersinggung itu adalah golongan orang-orang yang minderan loh.

You're too much serious dude. Daripada nanggepin tweet gue pake emosi, mending elo urusin tuh revisi skripsi, pft.

Entah kenapa, kalo gue ngebahas tentang sarjana-sarjana (non-ekonomi & non-perbankan) yang beralih kerja jadi pegawai bank, padaan malah jadi emosi luar biasa. Padahal, niat gue no-offence loh, cuma sekedar mengajak berpikir.
"Frasa 'banyak sarjana yang kerja di bank' itu, sebenernya hanya sebuah majas apofase." <itu apa ya?>
Maksudnya, frase itu cuma ungkapan yang dipertegas karena alasan-alasan tertentu. Gue bukan anak sastra loh. Gue emang hebat.

Alasannya?
Semua dilatarbelakangi sama pengamatan gue secara subjektif. Gue mengamati, banyak sarjana yang kehilangan tujuan setelah lulus, perhatiin aja temen kalian yang udah mau lulus, dan coba tanya ke mereka,
"Setelah lulus mau sibuk apa Sob?"
"Ng..nggak tau Sob."
"..."
Biasanya, sarjana yang nggak tau tujuannya mau kemana, mereka akan lebih mudah terdesak keadaan finansial dan lingkungan (keluarga, teman, dst), yang akhirnya malah mencari pelarian dengan melamar kerja di mana aja, terutama kerja di bank. #fenomena

-----

26 Juli 2013
16 Juli 2013
no image

Berapa IPK Kamu?

Perlu diketahui, sistem per-ipeka-an di universitas-universitas Indonesia -sadar nggak sadar udah membentuk sistem klasifikasi di dunia mahasiswa. Klasifikasi yang gue maksud adalah klasifikasi mahasiswa berdasarkan ipeka-nya, yaitu,
  1. mahasiswa ber-ipeka di bawah 3, dan 
  2. mahasiswa ber-ipeka sama dengan dan di atas 3.
Fenomena ini udah lama gue amati, beranjak dari seringnya ditanya "Ipeka elo berapa Sam?"
"Ipeka kamu berapa Sam?", tanya kakak kelas, gue nggak bisa marah, karena tampangnya udah tua.
"Hm.. 3 koma sekian Mas."
"Wah, bagus-bagus. Pertahankan aja ipeka kamu biar terus di atas 3."
"Emang kenapa Mas?"
"Soalnya saya udah gagal.", gue dipeluk sambil nangis, gue juga ikutan nangis, takut derita dia nular ke gue.
 -----

14 Juli 2013
Sidangku Bukanlah Sidang Biasa

Sidangku Bukanlah Sidang Biasa

Sidang skripsi pada dasarnya sama aja kayak sidang tilang di pengadilan negeri. Bedanya, kalo sidang skripsi nggak ada jasa calo-nya.

Lagi sidang apa interogasi? Sumber gambar: ugik013-neverendingjourney.blogspot.com
Sebenernya gue bingung mau ngasih tips apa, secara gue kan belum si..si.. ya itu lah ya. Tapi gue mau share dari pengalaman sidang skripsi adek kelas gue, bentar bentar, gue mau ke pojokan dulu. ("_ _)/|pojokan|

Oke lanjut, 
Ini dia, beberapa tips buat kalian yang pengin menghadapi sidang skripsi. Cekidot!

1. Penampilan
Gue rada illfeel kalo ngeliat ada mahasiswa yang mau sidang skripsi, pake baju kelewatan rapi mirip OB yang mau magang. Jangan sampe ketika kalian berbusana kelewat rapi, kemudian terjadi percakapan di bawah ini,
"Mas, tolong anter kopi secangkir ke ruangan saya ya?", dosen mesen kopi.
"Ta... tapi... tapi... ", mahasiswa sewot.
"Gak pake tapi! Gak pake lama!"
"...", gak jadi sidang.
Itu contoh buruk buat mahasiswa. Bagi mahasiswsi, jangan sampe sidang yang cuma 2 jam-an, dandannya malah 2 mingguan.

Ada baiknya, berbusanalah ala kadarnya, yang penting rapi dan sopan. Jangan berpenampilan berlebihan, cukuplah semesternya yang berlebihan.  

11 Juli 2013
no image

Obat Skripsi

Bulan Ramadhan ya, akhirnya sampai juga di bulan ini. Alhamdu? Lillah...

Kita perlu bersyukur bisa disampaikan di bulan ini. Karena kata ustadz gue, bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan di mana setiap doa dan harapan akan lebih mudah dikabulkan Tuhan.

Untuk itu, doa pertama yang ingin gue ucapkan adalah, semoga yang membaca tulisan ini dikasih lulus -kalo belom lulus, dikasih jodoh -kalo belom dapet, dan dikasih sukses -kalo belom sukses. <tolong di-aamiin-in>

Anyway, udah pada ngucapin selamat Ramadhan ke pembimbing belom?

Kalo gue sih sebelum mau ngucapin karena terpaksa, pembimbing gue malah ngucapin duluan lewat BBM,
"Sam, mohon maaf lahir bathin ya? Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan."
"Sama-sama Ibu, selamat menjalankan ibadah Ramadhan. Kesalahannya jangan diulangi lagi ya Bu."
"..."
-----

3 Juli 2013
no image

Cinta di Lembar Prakata

Gue nggak salut sama mahasiswa yang pinter berorasi tentang semangat perubahan.
Gue juga nggak salut sama mahasiswa yang nulis ide-ide pemahaman kritisnya tapi enggak ada aksi nyatanya.
Gue pun nggak salut sama mahasiswa yang jago debat di depan publik.
Gue juga nggak salut sama mahasiswa yang punya nilai UAS atau ipeka tinggi.

GUWE BIASA AJA SAMA ORANG-ORANG KAYAK DI ATAS! #sikap.
Tapi...

Gue SALUT BANGET sama satu mahasiswa ini, yaitu mahasiswa yang nulis nama pacarnya di lembar persembahan skripsinya.

GELAAA ABESSS!

Bagi gue, spesies mahasiswa ini adalah mahasiswa yang sejatinya sangat optimis. *standing applause

Kenapa gue begitu salut? Gue salut sama mereka karena mereka begitu yakin kalo pacarnya bakal jadi pendamping hidupnya. Padahal, pendamping wisuda belum tentu jadi pendamping hidup, uhuk.

Gue nggak kebayang kalo ternyata pacar yang namanya udah ditulis di skripsinya, suatu ketika ternyata nggak jadi hidup bersama, dan dalam keluarga masa depan mereka akan terjadi percakapan seperti di bawah ini,
"Mah mah, aku nemu skripsi mamah. Ini ada nama seseorang, siapa mah? Pacar mamah waktu kuliah ya? Ciee cieee..."
"... NAK! BAKAR SKRIPSI ITU! ITU AIB! ITU AIBBBB!!", anaknya dicekek-cekek.
----

Copyright © 2012 Sam & Catatan Akhir Kuliah-nya All Right Reserved